Jangan Merenggut Harapan dan Masa Depan Anak

Renungan untuk harapan dan masa depan anak. Bagaimanapun juga anak-anak adalah generasi penerus kehidupan manusia.

Dalam suatu pertemuan anak-anak dengan seorang tokoh agama, seorang anak jalanan bertanya, “Mengapa banyak anak-anak ditinggalkan oleh orang tua mereka?

”Mengapa banyak anak-anak dibiarkan terlibat dalam narkoba dan prostitusi? Mengapa Tuhan membiarkan hal-hal itu terjadi pada kami? Anak-anak yang tidak bersalah apa-apa.”

Tokoh agama itu hanya terdiam, lalu datang memeluknya.

Pertanyaan anak jalanan itu menusuk kita semua sebagai orang tua, negara, lembaga untuk memikirkan bersama bagaimana membantu menyelesaikan soal-soal di atas.

Jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan anak jalanan tersebut tidak ada dalam pelajaran di sekolah, bahkan dalam Kitab Suci agama-agama di dunia.

Jangan Merampok Harapan Anak-anak

Sekolah, Keluarga, dan masyarakat merupakan ruang bagi kita semua untuk belajar berbasis pada kehidupan dan kemanusiaan. Ketika setiap generasi belajar dalam ruang itu dan pada akhirnya tidak bisa mendukung kehidupan dan kemanusiaan, senyatanya pendidikan oleh ketiganya gagal.

Sebuah renungan bagi sistem pendidikan kita.

Apakah sistem pendidikan dan pembelajaran dalam sekolah, keluarga dan masyarakat mampu memberikan kemerdekaan kepada anak-anak kita sebagai hadiah masa depan yang harus disambut, dihargai, dilindungi dan bukan dirampok kemudian ditelantarkan di jalanan?

Tantangan pendidikan ialah membawa terang di tengah kegelapan.

Lentera Bijak: Menjadi orang tua berarti memilih peran pendidikan dalam kebijaksanaan hidup.

Kita perlu melihat setiap anak sebagai hadiah untuk disambut, dihargai, dan dilindungi.

Kita perlu merawat orang-orang muda.

Kita jangan merampok harapan mereka dan membiarkan mereka hidup di jalanan.

 

Merenggut Harapan dan Masa Depan Anak – Lentera Renungan

Artikel Terkait

About the Author: Lentera Bijak

Seperti Lentera meski sinarnya redup namun bisa memberi secercah cahaya di kegelapan