Kutipan Tentang Literasi

Kutipan Tentang Literasi

Istilah literasi dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Inggris literacy  yang secara etimologi berasal dari bahasa Latin literatus, yang berarti orang yang belajar. Dalam bahasa Latin juga terdapat istilah littera (huruf) yaitu sistem tulisan dengan konvensi yang menyertainya.

Kutipan Tentang Literasi

Pengertian literasi secara umum adalah kemampuan individu mengolah dan memahami informasi saat membaca atau menulis. Literasi lebih dari sekedar kemampuan baca tulis, oleh karena itu, literasi tidak terlepas dari ketrampilan bahasa yaitu pengetahuan bahasa tulis dan lisan yang memerlukan serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuan tentang genre dan kultural.

Kutipan Tentang Literasi

Literasi itu hak asasi manusia, bukan kemewahan kaum cendekia. Semua orang harus bisa mendapatkannya.

Literasi itu wujud kemerdekaan, bukan sebuah paksaan. Setiap orang dan masyarakat harus bisa menikmatinya.

Literasi itu hakikatnya kesadaran kritis bersama akan pengetahuan — melek akan pengetahuan, data, dan atau informasi. Membaca, menulis, mendengarkan, dan menyuarakan sesuatu itu jalannya, instrumennya, bukan substansinya.

Literasi bagi kehidupan pribadi dan bersama perlu diwujudkan agar jalan kemerdekaan didapatkan. Bentuknya bisa membaca, menulis, mendengarkan, dan menyuarakan sesuatu yang berfaedah bagi kehidupan masing-masing dan kehidupan bersama.

Literasi itu bukan kemewahan hidup seseorang atau masyarakat, tetapi ‘alat’ atau bekal’ hidup sehari-hari. Bahkan literasi boleh dipadankan dengan ‘makanan akal budi’ atau makanan jiwa seperti halnya ‘makanan benda’ dalam hidup seseorang atau sekelompok orang.

Untuk itu, literasi perlu disesuaikan dengan kebutuhan hidup seseorang atau masyarakat agar yang bersangkutan dapat hidup terhormat dan bermartabat.

Literasi itu praktik sosial, suatu laku sosial, bukan perkara membaca dan atau menulis belaka, dalam arti mengeja aksara dan atau menyusun aksara semata.

Membaca buku beternak ayam, lalu mempraktikannya, dan menuliskan pengalaman beternak ayam itu contoh praktik sosial sebagai literasi. Jadi, literasi tak berhenti hanya pada membaca dan atau menulis.

Dalam berliterasi, membaca lambat (camkan: bukan lamban) itu sangat perlu, lebih-lebih pada abad bergegas, apalagi pada abad tergesa-gesa seperti sekarang. Membaca lambat, membaca cepat atau membaca rerata sama baik dan pentingnya, semua bergantung pada apa tujuan membaca dan apa yang dibaca.

Membaca lambat cocok dan perlu dipilih, lalu dipraktikkan, bilamana kita membaca karya sastra, karya ilmiah, dan sejenisnya dengan tujuan utama mendapatkan pemahaman dan kenikmatan atas bacaan atau teks. Membaca lambat dapat meningkatkan pemahaman dan kenikmatan atas teks.

Membaca cepat bukan segalanya, jangan didewakan. Membaca lambat penting juga, perlu dimartabatkan. Lebih-lebih pada abad yang berlari lintang pukang, yang membuat orang tergesa-gesa atau bergegas senantiasa.

 

Kutipan Tentang Literasi

Recommended For You

About the Author: Lentera Bijak

Seperti Lentera meski sinarnya redup namun bisa memberi secercah cahaya di kegelapan